Pages

Minggu, 29 Januari 2012

Pergaulan Bukan Perkumpulan


Malam yang cukup lelah. Rasanya pantas jika harus dibayar dengan beristirahat panjang malam ini. Sepertinya malam ini saya tak lagi akan sampai di rumah untuk istrahat. Setelah ku lihat jam dinding menunjukan arah pukul 12 lewat. Ternyata benar sebelum keluar dari warnet aku udah mendengar guyonan lelaki jablai di luar sana. Belum lepas nafas lelah terhembus saat keluar dari balik pintu warnet saya telah di kejutkan oleh dera tawa dan canda teman-teman saya yang dari tadi telah cukup lama bercerita menemani malam hingga saat ini. Walhasil malam ini mau tak mau harus singgah ikut berpartisipasi menemani malam dengan berbagai cerita dengan mereka. Ditemani the manis panas dan beberapa batang rokok, aku pun ikut duduk dan bergabung dengan mereka berempat yang dari tadi sudah mencandai saya dari jauh. Beruntungnya di sana tak terlihat minuman khas orang medan terlebih racun-racun berat yang merugikan badan yang sedari dulu saya hindari.
            Dua gelas teh manis pun dihadirkan dengan separoh bungkus rokok untuk menghangatkan badan kami pagi itu. Lima belas menit pembicaraan serta canda gurau berlangsung saya masih mencoba membaur diri dalam cerita mereka dan menddengarkanya dengan seksama. Namun semakin malam pembahasnya semakin menarik dan unik untuk di ikuti. Mulai dari membahas yang namanya masa lalu salah sahabat kami kemudian perkembangan jaman teknologi informasi, termasuk orang-orang jenius yang berhasil membobol sistim pertahanan yang dikenal Hacker. Merambat pada konflik negara-negara maju yang sedang mengembangkan nuklir hingga akhirnya tertuju pada sejarah bangsa sendiri. Perdebatan pun selalu terjadi antara satu dan yang lain dan yang uniknya ketika terdapat argumen yang tidak disetujui oleh yang lain selalu ada saja argumen yang lebih tepat yang bisa saya terima oleh akal pikiran saya, tentunya juga oleh mereka. Meskipun perdebatan yang alot harus diakhiri saat membahas sebuah kesimpulan bahwa telur lebih dahulu dari pada ayam karena bila ke toko gak mungkin membeli ”ayam telur” pastilah membeli ”telur ayam” ungkap salah satu teman saya (jangan bahas lagi karna ini cukup gila).
            Namun kali ini saya tidak tertuju pada cerita malam itu. Saya hanya berfikir bahwa suasana yang tercipta tadi karena adanya rajutan pergaulan yang di sulam dengan benag persahabatan. Jika mereka bukanlah sahabat saya mungkin saya tidak ada disana, yang tadinya selalu diam dan mendengarkan dengan seksama menjadi lebih antusias karena topik-topik yang mencengangkan. Luar biasa memiliki pergaulan yang mungkin sederhana namun mebahas sesuatu yang luar biasa, yang tadinya saya tidak tau menjaadi lebih tau, yang tadinya saya tau sedikit menjadi tau lebih banyak. Tidak ada penyesalan atas persinggahan saya malam itu meski harus pulang larut malam. Terasa tidak sia-sia seperti apa yang dilakukan anak muda jaman sekarang, nongkrong yang belum tentu menguntungkan namun brutal yang berakibat merugikan, atau yang berjam-jam menghabiskan waktu gak jelas di tempat nongkrong yang bermodal hanya segelas soft drink dan snack ringan yang hanya menang tempat tongkrongan.
            Terlepas dari itu semua saya bukan ingin membandingkan dengan siapa kita bergaul dan dimana kita bergaul ataupu mengatakan sebaik apa pergaulan anda. Tetapi adakah dalam bergaul kita berfikir bagaimanakah agar pergaulan itu mampu mendorong kita untuk lebih maju. Buang jauh-jauh anggapan bahwa sahabat dan teman adalah beda karna adanya salah paham yang tidak bisa kita terima oleh sahabat kita kemudian memunculkan anggapan bahwa teman hanya hadir ketika senang, dan bertanya dimana mereka ketika kita susah??. Berusahalah untuk melakukan perubahan dalam bergaul, berusaha menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam bergaul, baik untuk diri sendiri maupun untuk sahabat. Dengan demikian takakan ada lagi namanya sahabat di kala senang maupun susah jika saling membutuhkan dan memberi yang terbaik satu dan yang lain.
            Bila setiap diri kita menyadari bahwa pergaulan mampu mengahasilkan sesuatu terlebih pada masa muda kini. Sebab masa muda adalah masa di mana produktifitas untuk berfikir dan berkerja keras lebih membuka peluang untuk selangkah lebih maju seiring kemauan dan jiwa muda yang berapi-api denag picu oleh faktor usia. Karena tak jarang kita mendengar selogan yang mengatakan ”yang muda yang Berkarya” bukan berarti yang tua tidak berkarya namun jelaslah yang muda yang harusnya memeberikan perubahan dengan karyannya mengingat keadaan negara yang sekarang yang menuntut akan perubahan agar lebih maju, dan itu nyata bahwa yang muda memang lebih berkarya  hanya saja belum mendapat tempat. Dan saya pun setuju bagi mereka-mereka yang mengatakan pergaulan adalah lahan awal untuk maju semakin banyak bergaul semakin banyak peluang untuk sukses. Karena selain bergaul menambah rezki pergaulan juga memberikan kita wawasan yang kita gak pernah menyangka darimana datangnya. Jika sudah begini mulailah berkarya sebanyak-banyaknya untuk menuju impian. Maka  demikian yang tua gak lagi bisa memandang sebelah mata.
            Makasih buat Fahdu, Dedi dan Bang Ricki. dan pesan saya jangan terlalu sering begadang kalo lagi gak galau. soalnya sayang imajenasinya dan ide-idengya terbuang di malam hari yang di tuang tanpa wadah.

Rabu, 11 Januari 2012

Pendidikan Mencerminkan kualitas Bangsa


Libur pergantian akhir tahun telah usai, dan semoga tahun lalu adalah pelajaran bagi kita. Serta menjadikan tahun ini sebagai tahun untuk merubah pribadi kita menjadi yang lebih baik. Awal bulan ini semua aktivitas akan kembali normal, para perkerja semoga tahun ini meningkat prestasi pekerjaanya masing-masing, begitu pula pelajar semoga tahun ini mampu berprestasi yang lebih baik lagi dan dapat menerima bimbingan guru untuk menjadikan pribadi yang lebih baik lagi.
            Namun kali ini saya tidak mengacu pada pergantian tahun, tetapi lebih mengacu pada jati diri manusia. Mampukan kita merubah pribadi diri tahun yang lalu menjadi lebih baik lagi??. Dan mampukah kita menghadapi tahun yang akan kita lalui sekarang?
jawabnya andalah yang dapat menjawab. Kali ini saya membahas masalah pendidikan. Dimana pendidikanlah yang mampu menjadikan pribadi kita menjadi lebih baik lagi. Terlebih negara kita sudah jauh dari yang namanya moral kemanusiaan. Rakyatnya cenderung lebih banyak yang tak lagi menjunjung kemanusian yang adil dan beradap. Setelah terjadi insiden  Mesuji dan pelanggaran HAM di BIMA . kali ini malah marak kasus yang melibatkan Aparat bersenjata yang seharusnya lebih bersahaja pada masyarakat namun malah menjadi monster yang menakutkan. Lalu dimana letak keadilan negara ini dan kemana lagi meletakkan rasa nyaman jika bukan pada mereka.
            Kembali lagi pada pendidikan, di beritakan sebuah media surat kabar seorang
siswa di anggap remedial setelah tidak di perbolehkan mengikuti ujian smester karena tak mampu melunasi uang buku dan uang sekolah yang telah menunggak. Karena malu terhadap temanya sisawa tersebut enggan kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Terlebih pihak sekolah menagih hutang kepada siswa seperti seorang rentenir yang yang mampu menurunkan mental setiap siswa kepada muridnya.
Hal ini harusnya tidak perlu terjadi jika saja pihak sekolah mampu mengatasinya secara bijaksana dan komunikasih yang baik terhadap orang tua siswa. Jika demikian siswa sedikit lebih tenang dan fokus menghadapi materi pembelajaran yang di berikan dan tidak di hantui oleh rasa takut karena adanya tekanan dari sekolah yang menuntut  kewajiban siswa secara langsung pada siswanya terlebih dengan cara yang keras.
            Jika seperti ini didikan yang diberikan setiap pihak sekolah bukan hal yang tidak mungkin setiap siswa memiliki rasa yang bosan dan penat yang cepat saat berada di sekolah. Seharusnya sekolah adalah rumah pendidikan yang menyenangkan bagi setiap siswa agar mampu memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas. Kita lihat jaman sekarang semakin meningkatnya siswa yang sering membolos untuk menuntut ilmu di sekolah dan lebih memilih bermain game atau online seharian di luar sekolah. Bukan hanya itu banyak juga anak sekolah yang bolos sekolah yang berada di pinggir jalan nongkrong tidak jelas yang menjuru pada pergaulan bebas. Hal ini di sebabkan karena sekolah bukanlah tempat yang dapat melakukan banyak aktivitas yang menarik, sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk mengikutinya dengan tujuan agar siswa tetap berada dalam lingkungan sekolah dengan kegiatan yang positif terkendali dan terpantau. Jika seperti ini bukanlah hal yang mustahil untuk membangkitakan kemauan siswa untuk menimba ilmu yang bermanfaat bagi masa depanya.
            Bukan hanya sekolah orang tua adalah salah satu penentu faktor keberhasilan siswa. Sebagai orang tua adalah hal yang paling besar untuk membina anak-anaknya, memantau dan mengarahkan anaknya kejalan yang lebih baik. Bukan hanya saja orang tua yang kaya atau yang miskin, krna semua orang tua memiliki peran yang sama tanpa memandang sebuah profesi. Terlepas dari latar belakang, setiap orng tua mampu memberikan didikan yang baik bagi anaknya. Karena didikan yang baik mampu mencerminkan akhlak yang baik pula yang dapat membina jati diri seorang anak agar mampu menjadi pribadi yang baik. Yang kita ketahui saat ini pendidikan mahal harganya karena kita tahu, memang ilmu itu sangat mahal. Namun bukan berarti kita harus menyerah, banyak program sekolah dan pemerintah untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak penerus bangsa. Contoh kecil adanya program beasiswa bagi siwa yang berprestasi, beasiswa bagi siswa yang tak mampu yang kita ketahui sekarang adalah BOS (bantuan oprasional sekolah) meskipun sampai saat ini belum jelas sampai di mana peranan program tersebut. Sebuah keluarga mungkin memnganggap pendidikan adalah hal penting yang kedua bagi hidup karena hal yang kita tahu menyambung kehidupan adalah hal yang utama dalam hari-hari. Namun bukan bererti harus mengkesampingkan pendidikan sebab pendidikan hal yang mampu memberi kita jalan menuju masa depan. Sebagai orang tua sudah sepantasnya menginginkan agar anaknya mendapatkan pendidikan yang baik.
            Bercerita tentang pendidikan di negara ini tak akan ada habisnya, mengapa demikian karna akan banyak pembahasan yang akan harus di benahi di sini. Saya sedikit menyentil dengan kenyataan bahwa tidak jarang orang tua yang ingin memberikan pendidikan yang terbaik pada anakanya dengan cara yang curang. Seperti menyogok pihak sekolah dengan kata lain ”Membeli bngku” agar anaknya bisa di terima di sekolah tersebut. Hal ini sering terjadi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Bahkan ada juga untuk menaikan anaknya ke kelas selanjutnya sementara jelas anaknya belum mampu untuk bersaing di kelas selanjtnya. Saat lulusan SMA juga ada orng tua yang menginginkan anaknya agar diluluskan Ujian tersebut. Segala cara dilakukan sampai ada yang membeli jawaban soal ujian tersebut. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan adalah ketika pihak sekolah ikut serta berperan memberikan bantuan kepada siswanya dengan alasan ingin membantu siswa. Jelas di sini kecurangan orang tua yang memiliki uang banyak menginginkan anaknya agar lulus ujian tanpa menghiraukan apapun dari hasil ujian nanti. Dari sisi moral saja ini sudah menunjukan bahwa orang tua sudah mengajarkan anaknya berbuat curang bagaimana sianak tersebut nanti. Kalu begitu tak usahlah saja sekolah, toh nanti juga pendidikan bisa dibeli. Gak perlu mengenyam pendidikan tinggi, ngangon sapi disawah dengan lahan berhektar-hektar jika nantinya juga akan bergelar sarjana.
Ketika jaman mulai maju dan perkembangan teknologi semakin berkembang. Persaingan hidup pun makin keras yang kaya akan semaki kaya, dan yang miskin akan terus miskin. Susahnya membedakan baik dan benar sangat sulit semua di butakan oleh uang seiring semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat. Pemicu hal ini tak lain adalah pendidikan kurangnya kualitas pendidikan di negara ini yang menjadikan masyarakat kita tak lagi berpri kemanusiaan, tak lagi memiliki persatuan yang kuat. Tidak lagi terpimpin dengan kebijaksanaan yang baik, Sehingga tak lagi memiliki keadilan yang tegak bagi seluruh rakyat. Semua karna telah lupa pada Tuhanya. Maka dari itu patutlah pendidikan menjadi landasan yang utama untuk menciptakan generasi bangsa yang berkualitas, yang di bekali akhlak danbatin yang telah siap di tempah sebaik mungkin. Jika tempat generasi bangsa menuntut ilmu dan menempah diri adalah sekolah. Sudah saatnya sekolah menjadi tempat yang paling menyenangkan untuk menuntut ilmu. Menerapkan hal yang menarik dengan materi pembelajaran yang baik dan binaan yang baik pula. Maka bukan hal yang mustahil pula menjadikan suatu bangsa yang disegani dengan kualitas rakyat yang luar biasa. Namun hal ini tidak mungkin terwujud tanpa semua peran yang berperan dalam bidang pendidikan dan pemerintahan.
Saya bukan lah pengamat dan bukan juga bermaksud apapun tentang apa yang saya tulis. Ini hanyalah tulisan yang selama ini menjadi perhatian saya, saya juga bukan makhluk sempurna. Jika memiliki kesalahan saya memohon maaf pada semuanya terlebih dahulu. Dan tidak mengandung unsur apapu.. Terimakasih.
Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

 

Blogger news

Sedikit banyak bercerita bukan berarti membuka diri dan lebih banyak diam bukan juga berarti ank muda yang sedang mencari perhatian. namun lebih memahami arti dari hidup, mengerti apa mau diri ini, dan bercerita dalam batin tentang apa sebenarnya perjalanan hidup..

Blogroll

About

http://youtu.be/PaYHnvaSu4I