Sekitar sebulan yang lalu saya pernah membaca sebuah artikel
dari yahoo OMG yang menyatakan Angelina Jolie mengalami depresi karena tanggung jawabnya terhadap
rutinitas pekerjaan yang sedang ia tanggun. Ia mengatakan tanggung jawabnya yang sedang ia tanggung teramat besar terlebih sekarang ini ia yang berprofesi sebagai sutradara.Beralih dari cerita yang
di alami Angelina Jolie siapa saja pasti pernah mengalami hal yang serupa baik
itu dalam keluarga maupun rutinitas pekerjaan pasti pernah mengalami yang
namanya depresi atau stres terlebih saat menyikapi tanggung jawab yang besar.
Dua hari kemudia
saya menanyakan sesuatu hal kepada ibu saya di rumah, tentang rutinitas yang ia
alami. Karena ia seorang ibu rumah tangga yang mengurus tujuh orang anaknya dan
keluarga plus pekerjaan di rumah belum lagi kegiatanya diluar rumah, pastilah tanggung jawabnya sangat besar dan
mungkin siapapun dapat menyadari apa jadinya jika dalam satu keluarga tanpa
bantuan seorang ibu rumah tangga. Ketika saya menanyakan tentang apakah dia
pernah jenuh?, bosan, bahkan setres ketika mengahadapi semuanya?. Lalu ia
menjawab. ”Tentu segalahal yang kita kerjakan cepat atau lambat menimbulkan rasa bosan,
jenuh yang mengakibatkan stress. Tetapi pernahkah kita berfikir untuk melakukan
segalanya dengan sukarela, dan ikhlas” jawabnya sambil menyunggingkan senyum
terindahnya sebagai makhluk yang mulia. Aku hanya diam menyikapi jawabanya. Lalu
dia meraih bahuku dan menuntunku pada
hidangan pagi hari yang ia sediakan sambil berkata ”itu yang sering kita sebut ketulusan”.
Keesokan harinya
aku mencoba cerita pada seorang sahabatku, kebetulan setiap kali aku merasa
bosan atau pun stress aku mencoba mencari sebuah solusi padanya. Aku mengatakan
padanya aku adalah seorang pejuang yang sangat lelah dan ingin menyerah tetapi
di hadapanku semuanya mengajakku untuk bertempur jika tidak aku yang akan mati.
”Lalu ia menjawab jika kamu adalah pejuang dalam kehidupan maka berjuanglah
untuk bertempur dengan ikhlas dan rela. Karena jika semuanya kau lakukan dengan
terpaksa kau akan mati dan sebelum keterpaksaan itu kamu lakukan lebih baik kamu
mati sebelum melakukanya”. Itu adalah suatu kekejaman yang aku terima tetapi
setelah memahami apa yang ia katakan barulah aku sadar apa yang di katakanya ternayata sama yang dikatakan orang tuaku tempo lalu adalah benar bahwa segala sesuatunya lebih baik
dilakukan dengan rasa tulus.jika aku menyerah tentulah perjuanganku selama ini akan sia-sia. namu jika aku terus berjuang dengan ketulusan hasilnya tentu tidak akan mengalami kekecewaan yang amat berat tanpa melahirkan sebuah penyesalan karena melakukanya dengan ketulusan. Dengan demikian tidak akan merasakan stress yang mengakibatkan gangguan kejiwaan.
Ketika kita dihadapkan dengan situasi keadaan, yang mungkin menurut kita adalah hal yang
mustahil untuk kita lakukan. Ada kalanya kita mencoba melakukanya dengan
ketulusan tanpa paksaan dan tidak harus menyerah terlebih dahulu. Lakukanlah dengan
hal yang paling kecil kemudian dengan sendirinya akan beralih kepada hal-hal
selanjutnya dengan demikian tanpa kita sadari hal yang telah kita mulai dengan ketulusan akan selesai dengan sendirinya. Setelah
berhasil menyelesaikan hal-hal yang menjadi kewajiban kita dengan baik, percaya
untuk hal-hal selanjutnya akan banyak dukungan dan semangat untuk membantu kita
menyelesaikan segalahal yang menjadi tanggung jawab kita dari orang yang kita
sayang dan yang menyayangi kita. Setidaknya itulah yang saya alami dua hari
yang lalu, dan yang menjadi pertanyaan adakaah orang yang menyayangi saya untuk
membantu. Jangan di teruskan karena hanya saya yang tau jawabanya (hehehe). Dan hal ini
pula yang akan saya cari tau bagai mana bisa, dan apa bisa manusia berdiri
sendiri tanyapa dukungan dan semangat dari orang lain.
coming soon... hehehe...
Terima kasih yang tak terungkapkan juga di ucapkan untuk si mamak ternyata lebih hebat dari Angelina Jolie hahaha.