Gak
mau banyak cerita dimulai dari tadi pagi aku gak srek saat dia bakalan ketemuan
dengan mantan alasan diundang acara ulang tahun mantan. Diam, gak enak hati udah
selimutin perasaan. Tapi tetap aja setidak enaknya hati harus tetap terlihat
tanpa masalah dihadapanmu itu dilakuin untuk menjaga perasaan dan mood anda
pagi ini. Tidak banyak yang dapat aku lakuin karena bukan siapa-siapa, hati
sebnarnya ingin berkata tidak, tapi apa boleh buat jika dirimu memang inginkan
bertemu denganya. Makan siang yang dirimu buatkan untukku cukup membuat aku
terhibur sejenak, kemudian badmood karna
tamu yg aku kira akan dijodohkan padamu. Kemudian rengekanmu agar aku
membelikan jajanan disiang terik tadi. Berlanjut cada gurau melupakan sejenak
perasaan tidak enak tersebut.
Tepat siang yang menjelang sore
anda izin bersiap untuk bergegas pergi, aku pun dengan rasa enggan melepaskanmu
untuk bersiap siang itu. Ntah apa yang ada dalam fikiranmu atau apa yang ada
dalam fikiranku mungkin jum’at ini memang kejam saat aku lihat anda mengenakan
gaun yang di berikan oleh mantan anda. Gundah gulana, risau dan cemas tak
tertampik saat anda mencoba meraih tangan saya. Kepergian anda dari rumah tanpa
sepatah kata pun menjadi akhir percakapan kita pada jum’at ini. Setiap menit
selalu terfikir dirimu sedang apa?? dimana?? dan bagai mana??. Semakin risau
cemas galau semakin menjadi. Sore yang menjelang gelap hingga adzan pun tiba,
tak kulihat tanda-tanda kehadiranmu. Hari mulai gelap,, aku tetap senan tiasa menunggu.
Aku pun semakin galau ketika melihat check in anda yang menunjukan
keberadaan anda di sebuah bioskop. Hingga kepulangan anda pun menjadikan risau
saya semakin menjadi.
Mencoba untuk tidak
menatap matamu, aku pun menghindari pembicaraan padamu, mencoba mengusir gundah
gulana mencari angin segar dengan nongkrong di luar. Tapi lagi-lagi kegelisahan
tidak dapat ditolak. Ketika pulang kerumah, keadaan semakin galau ketika
akhirnya ku temukan pesan BBM atas pengakuanmu yang mengagetkan. ”maaf
maaf, aku salah. Aku mau bilang aku udah balikan dengan pacarku. Tapi itu
terpaksa”. Bukan perkara terpaksa atau tidak, tapi perkara konsistensi
hati anda. Tak masalah buat aku dari awal feelingku sudah menyadari semuanya. Selamat buatmu
semoga bahagia. Semoga anda tidak lupa padaku di saat-saat anda sendiri.
Dan sekarang aku
merasa benar-benar kehilangan, kaki ku dingin, jantungku sesak, nafasku
terbata-bata. Sakit yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku berusaha
untuk relax malam ini, aku benar-benar kembali dalam perasaan galau.
Hehh galau.. harusnya aku tidak layak dengan kata itu. Yang aku sayangkan
adalah kenapa janji yang terucap begitu mudah diucapkan oleh wanita. Kenapa
mudah mengingkari?? Kenapa mudah bohong. Jika tidak bisa mengasihi tidak perlu
melambungkan harapan tinggi. Dari awal memang tidak ada tempat untuku. No
problem saya coba tegar, tetap
tersenyum melihat apa yang akan cinta perbuat untu hati ini selanjutnya. Apa
aku akan jatuh atau tetap berdiri. Terkadang Cuma
cinta yang sanggup membuat kamu tegak, ketika merasa sudah terkapar di tanah. Cuma
cintaa. Selamat pagi.. survived the weekend. Makasih cinta.
Oke..oke.. mungkin, mungkin aku gak bisa kasih apa yang
dia kasih padamu. Mungkin, iya mungkin aku gak bisa bayar kerugian yang yang
anda rasakan. Setidaknya aku, gak mengorbankan perasaan untuk membayar
semuanya.