Pages

Minggu, 24 Juli 2011

Baik dan benar…

 Suatu hari anak kecil yang lucu dan bijak memiliki masalah dalam pergaulanya, anak yang baru berusia enam tahun ini memilik masalah anak kecil yang biasa terjadi pada anak-anak kebanyakan. Hingga pada satu ketika ia menunggu ayahnya pulang kerja untuk bercerita. Ia menunggu dengan sabar sambil menggambar dengan krayon kesayanganya, dengan tubuh berbaring di atas karpet hijau menghadap ke depan pintu agar ia mengetahui siapa saja yang keluar atau masuk melewati pintu itu.
Setelah lama menunggu akhirnya penantianya gak sia-sia ketika ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah pintu dari luar rumah.
Layaknya imajenasi seorang anak kecil
Sambil memandang ke arah pintu rumahnya,ia mendongakkan kepala untuk memastikan apakah ayahnya yang berada di luarsana.
“Bimsalabim adakadabra…”
Pintu mulai terbuka..
Dan,,
Hhuuuaaallaaa.
Terlihat lelaki menggunakan kemeja biru muda, berlaras putih yang di combinasikan dengan celana keeper coklat masuk dari balik pintu.
“Ayah” teriak gadis kecil itu yang kemudian bangkit, berlari menuju ayahnya sambil mengepahkan tanganya untuk merangkul ayahnya yang sudah siap untuk menyambut tubuh anaknya tersebut..

Aagghhh..tangkap ayahnya.
Wah.. anak ayah udah makin besar, sampai ayah hampir tak sanggup gendongnya.
Ungkap sang ayah sambil becanda dengan anaknya itu.
Lelahnya pun mulai luntur sedikit demi sedikit ketika melepaskan rindu dengan buah hatinya itu, ia pun melangkahkan kakinya kearah ruang TV dan menurunkan putrinya itu duduk di sofa bersamanya.
“Ayah capek”, kata icha sambil mengaayun-ayunkan duduknya di atas sofa.
Selintas gerakan ayahnya terhenti dan mencoba mengingat perkataan anaknya barusan.
Ia pun tersenyum dan berkata,
“Capek ayah udah hilang klo sama kamu terus sayang.,,
Tapi icha capek yah,,
Katanya sambil sambil mencubit-cubit bajunya yang tak bersalah.
“icha capek kenapa?? Tanya ayahnya sambil memperhatikan wajah anknya itu.
Temen-temen Icha bilang, kalo icha ceweknya Jo. Padahal kan Jo temen icha yah,
Katanya lagi sambil mengerutkan wajahnya.
“Terus kenapa icha marah klo icha bukan pacar Jo.” Kata ayahnya pada icha.
Icha kesal yah semua ngetawain icha waktu icha belajar sama dengan Jo.
Soalnya temen icha ada yang ngaduh kalo kita bedua main-main bukan belajar.
Anak kecil itu pun mengeluarkan air matanya, matanya yang memang sayup makin menenggelamkan bola matanya, airmatanya netes dipipi.anak itu menangis seperti orang dewasa yang sedang curhat. Memang untuk ukuran anak sedewasanya dia cukup bijak meski kadang terlalu manja dan pendiam.
Sini dekat ayah, sambil ia mengangkat anaknya itu kepangkuanya.
Di hapusnya air matanya sambil berkata icha harus kuat, jangan cengeng, malu kan sama teman-teman lainya.
Icha mengangguk sambil mencoba tersenyum buat ayahnya.
“Icha gak mau duduk dengan Jo yah”. Katanya sepontan
Terus kenapa dulu duduk dengan Jo, sambung ayahnya.
Ibu guru yang memilihkan bangku icha, Tegasnya.
Kalau begitu, mungkin Jo teman yang baik buat icha.
Kenapa harus Jo, tanyanya.Ya… mungkin Jo anak yang baik makanya ibu Guru memilihkan jo sebagai teman sebangku.
Jelas ayahnya sambil tersenyum.
Menurut icha Jo baik tidak, Tanya ayahnya.
Dengan polosnya ia menjawab,
“Dia baik, dia pernah kasih icha penghapus waktu penghapus icha hilang.
Dia juga kasih pinjam rautanya waktu pensil icha putus.”
Hehehe..
Tawa ayahnya mendengar penjelasan anaknya tersebut.
Lalu apa icha udah menjadi anak yang baik hari ini. "Apa icha membantun ibu hari ini". Tanya ayahnya
Icha menjawab, “tidak”
Kenapa?? Tanya ayahnya.
Ibu hanya menyuruh icha duduk di meja makan.
Lalu apa yang icha lakukan di meja makan, sambung ayahnya. “icha hanya duduk diam dan memprthatikan ibu mengerjakan tugasnya, katanya lagi
Kenapa icha hanya diam. tanya siayah sambil penasaran.

Bukankah itu benar yah..
kata icha sambil menatap ayahnya.
Ayahnya pun kaget mendengar ucapan icha.
Ia memeluk anaknya itu sekali lagi. Dan mengakhiri pembicaraan mereka.
Di tuntunya anaknya kemeja makan untuk menyantap masakan ibunya yang sudah menunggu mereka dari tadi di meja makan.


Ayahnya tak habis fakir mendengar pernyataan anaknya tersebut.Mungkin ibu menyuruh icha duduk diam karena agar tidak menggangu ibunya yang sedang sibuk,itulah yang baik untuk icha dan dia diam krena mungki itulah kelakuan yang benar buat saat itu dan dia tau perbuatan yang benar meskipun dia tak membantu setidaknya dia membantu ibunya untuk tidak merepotkan ibunya.
Selama ini kita ketahui, untuk mengambil rasa simpatik orang lain kita mencoba untuk berpura-pura baik di mata orang, agar mendapat pujian atau setidaknya dapat di cap sebagai orang baik di mata khalayak. Menceritakan keburukan orang lain seolah-olah diri kita suci dan tak pernah bersalah. Tapi taukah orang yang menceritakan orang lain pasti juga akan menceritakan keburukan kita pada orang lain pula. Dan ketahuilah berbuat baik yang seprti ini adalah hanya semata menutupi keburukan orang tersebut.
Kenapa tidak berbuat benar seperti yang dilakukan icha, itulah pelajaran yang ayahnya ambil dari gadis belianya tersebut “Benar udah pasti baik dan baik belum tentu benar..” hidupini gak berguna jika hanya mengambil simpatik orang lain jadi diri sendiri lebih baik dan lebih baik lagi jika mampu melakukan yang benar untuk diri sendiri.berbuat benar mulai dari hal yang paling kecil adalah awal dari perbuatan mulia.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

 

Blogger news

Sedikit banyak bercerita bukan berarti membuka diri dan lebih banyak diam bukan juga berarti ank muda yang sedang mencari perhatian. namun lebih memahami arti dari hidup, mengerti apa mau diri ini, dan bercerita dalam batin tentang apa sebenarnya perjalanan hidup..

Blogroll

About

http://youtu.be/PaYHnvaSu4I