Libur pergantian
akhir tahun telah usai, dan semoga tahun lalu adalah pelajaran bagi kita. Serta
menjadikan tahun ini sebagai tahun untuk merubah pribadi kita menjadi yang
lebih baik. Awal bulan ini semua aktivitas akan kembali normal, para perkerja
semoga tahun ini meningkat prestasi pekerjaanya masing-masing, begitu pula
pelajar semoga tahun ini mampu berprestasi yang lebih baik lagi dan dapat
menerima bimbingan guru untuk menjadikan pribadi yang lebih baik lagi.
Namun kali ini saya tidak mengacu pada pergantian tahun, tetapi lebih mengacu pada jati diri manusia. Mampukan kita merubah pribadi diri tahun yang lalu menjadi lebih baik lagi??. Dan mampukah kita menghadapi tahun yang akan kita lalui sekarang?
jawabnya andalah yang dapat menjawab. Kali ini saya membahas masalah pendidikan. Dimana pendidikanlah yang mampu menjadikan pribadi kita menjadi lebih baik lagi. Terlebih negara kita sudah jauh dari yang namanya moral kemanusiaan. Rakyatnya cenderung lebih banyak yang tak lagi menjunjung kemanusian yang adil dan beradap. Setelah terjadi insiden Mesuji dan pelanggaran HAM di BIMA . kali ini malah marak kasus yang melibatkan Aparat bersenjata yang seharusnya lebih bersahaja pada masyarakat namun malah menjadi monster yang menakutkan. Lalu dimana letak keadilan negara ini dan kemana lagi meletakkan rasa nyaman jika bukan pada mereka.
Namun kali ini saya tidak mengacu pada pergantian tahun, tetapi lebih mengacu pada jati diri manusia. Mampukan kita merubah pribadi diri tahun yang lalu menjadi lebih baik lagi??. Dan mampukah kita menghadapi tahun yang akan kita lalui sekarang?
jawabnya andalah yang dapat menjawab. Kali ini saya membahas masalah pendidikan. Dimana pendidikanlah yang mampu menjadikan pribadi kita menjadi lebih baik lagi. Terlebih negara kita sudah jauh dari yang namanya moral kemanusiaan. Rakyatnya cenderung lebih banyak yang tak lagi menjunjung kemanusian yang adil dan beradap. Setelah terjadi insiden Mesuji dan pelanggaran HAM di BIMA . kali ini malah marak kasus yang melibatkan Aparat bersenjata yang seharusnya lebih bersahaja pada masyarakat namun malah menjadi monster yang menakutkan. Lalu dimana letak keadilan negara ini dan kemana lagi meletakkan rasa nyaman jika bukan pada mereka.
Kembali lagi pada
pendidikan, di beritakan sebuah media surat kabar seorang
siswa di anggap remedial setelah tidak di perbolehkan mengikuti ujian smester karena tak mampu melunasi uang buku dan uang sekolah yang telah menunggak. Karena malu terhadap temanya sisawa tersebut enggan kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Terlebih pihak sekolah menagih hutang kepada siswa seperti seorang rentenir yang yang mampu menurunkan mental setiap siswa kepada muridnya.
siswa di anggap remedial setelah tidak di perbolehkan mengikuti ujian smester karena tak mampu melunasi uang buku dan uang sekolah yang telah menunggak. Karena malu terhadap temanya sisawa tersebut enggan kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolahnya. Terlebih pihak sekolah menagih hutang kepada siswa seperti seorang rentenir yang yang mampu menurunkan mental setiap siswa kepada muridnya.
Hal ini harusnya tidak perlu terjadi jika saja pihak sekolah mampu
mengatasinya secara bijaksana dan komunikasih yang baik terhadap orang tua
siswa. Jika demikian siswa sedikit lebih tenang dan fokus menghadapi materi
pembelajaran yang di berikan dan tidak di hantui oleh rasa takut karena adanya
tekanan dari sekolah yang menuntut
kewajiban siswa secara langsung pada siswanya terlebih dengan cara yang
keras.
Jika seperti ini didikan
yang diberikan setiap pihak sekolah bukan hal yang tidak mungkin setiap siswa
memiliki rasa yang bosan dan penat yang cepat saat berada di sekolah.
Seharusnya sekolah adalah rumah pendidikan yang menyenangkan bagi setiap siswa
agar mampu memberikan pendidikan yang baik dan berkualitas. Kita lihat jaman
sekarang semakin meningkatnya siswa yang sering membolos untuk menuntut ilmu di
sekolah dan lebih memilih bermain game atau online seharian di luar sekolah.
Bukan hanya itu banyak juga anak sekolah yang bolos sekolah yang berada di pinggir
jalan nongkrong tidak jelas yang menjuru pada pergaulan bebas. Hal ini di
sebabkan karena sekolah bukanlah tempat yang dapat melakukan banyak aktivitas
yang menarik, sehingga mampu menarik perhatian siswa untuk mengikutinya dengan
tujuan agar siswa tetap berada dalam lingkungan sekolah dengan kegiatan yang
positif terkendali dan terpantau. Jika seperti ini bukanlah hal yang mustahil
untuk membangkitakan kemauan siswa untuk menimba ilmu yang bermanfaat bagi masa
depanya.
Bukan hanya sekolah orang
tua adalah salah satu penentu faktor keberhasilan siswa. Sebagai orang tua
adalah hal yang paling besar untuk membina anak-anaknya, memantau dan
mengarahkan anaknya kejalan yang lebih baik. Bukan hanya saja orang tua yang
kaya atau yang miskin, krna semua orang tua memiliki peran yang sama tanpa
memandang sebuah profesi. Terlepas dari latar belakang, setiap orng tua mampu
memberikan didikan yang baik bagi anaknya. Karena didikan yang baik mampu
mencerminkan akhlak yang baik pula yang dapat membina jati diri seorang anak
agar mampu menjadi pribadi yang baik. Yang kita ketahui saat ini pendidikan mahal harganya karena kita tahu,
memang ilmu itu sangat mahal. Namun bukan berarti kita harus menyerah, banyak
program sekolah dan pemerintah untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak
penerus bangsa. Contoh kecil adanya program beasiswa bagi siwa yang
berprestasi, beasiswa bagi siswa yang tak mampu yang kita ketahui sekarang
adalah BOS (bantuan oprasional sekolah) meskipun sampai saat ini belum jelas
sampai di mana peranan program tersebut. Sebuah keluarga mungkin memnganggap
pendidikan adalah hal penting yang kedua bagi hidup karena hal yang kita tahu
menyambung kehidupan adalah hal yang utama dalam hari-hari. Namun bukan bererti
harus mengkesampingkan pendidikan sebab pendidikan hal yang mampu memberi kita
jalan menuju masa depan. Sebagai
orang tua sudah sepantasnya menginginkan agar anaknya mendapatkan pendidikan
yang baik.
Bercerita tentang
pendidikan di negara ini tak akan ada habisnya, mengapa demikian karna akan
banyak pembahasan yang akan harus di benahi di sini. Saya sedikit menyentil
dengan kenyataan bahwa tidak jarang orang tua yang ingin memberikan pendidikan
yang terbaik pada anakanya dengan cara yang curang. Seperti menyogok pihak
sekolah dengan kata lain ”Membeli bngku” agar anaknya bisa di terima di sekolah
tersebut. Hal ini sering terjadi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Bahkan ada juga untuk menaikan anaknya ke kelas selanjutnya sementara jelas
anaknya belum mampu untuk bersaing di kelas selanjtnya. Saat lulusan SMA juga ada
orng tua yang menginginkan anaknya agar diluluskan Ujian tersebut. Segala cara
dilakukan sampai ada yang membeli jawaban soal ujian tersebut. Bahkan yang
lebih mengkhawatirkan adalah ketika pihak sekolah ikut serta berperan memberikan
bantuan kepada siswanya dengan alasan ingin membantu siswa. Jelas di sini
kecurangan orang tua yang memiliki uang banyak menginginkan anaknya agar lulus
ujian tanpa menghiraukan apapun dari hasil ujian nanti. Dari sisi moral saja
ini sudah menunjukan bahwa orang tua sudah mengajarkan anaknya berbuat curang
bagaimana sianak tersebut nanti. Kalu begitu tak usahlah saja sekolah, toh
nanti juga pendidikan bisa dibeli. Gak perlu mengenyam pendidikan tinggi,
ngangon sapi disawah dengan lahan berhektar-hektar jika nantinya juga akan
bergelar sarjana.
Ketika jaman mulai maju dan perkembangan teknologi
semakin berkembang. Persaingan hidup pun makin keras yang kaya akan semaki
kaya, dan yang miskin akan terus miskin. Susahnya membedakan baik dan benar
sangat sulit semua di butakan oleh uang seiring semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat. Pemicu hal ini tak lain adalah pendidikan kurangnya kualitas
pendidikan di negara ini yang menjadikan masyarakat kita tak lagi berpri
kemanusiaan, tak lagi memiliki persatuan yang kuat. Tidak lagi terpimpin dengan
kebijaksanaan yang baik, Sehingga tak lagi memiliki keadilan yang tegak bagi
seluruh rakyat. Semua karna telah lupa pada Tuhanya. Maka dari itu patutlah
pendidikan menjadi landasan yang utama untuk menciptakan generasi bangsa yang
berkualitas, yang di bekali akhlak danbatin yang telah siap di tempah sebaik
mungkin. Jika tempat generasi bangsa menuntut ilmu dan menempah diri adalah
sekolah. Sudah saatnya sekolah menjadi tempat yang paling menyenangkan untuk
menuntut ilmu. Menerapkan hal yang menarik dengan materi pembelajaran yang baik
dan binaan yang baik pula. Maka bukan hal yang mustahil pula menjadikan suatu
bangsa yang disegani dengan kualitas rakyat yang luar biasa. Namun hal ini
tidak mungkin terwujud tanpa semua peran yang berperan dalam bidang pendidikan
dan pemerintahan.
Saya bukan lah pengamat dan bukan juga bermaksud apapun tentang apa yang
saya tulis. Ini hanyalah tulisan yang selama ini menjadi perhatian saya, saya
juga bukan makhluk sempurna. Jika memiliki kesalahan saya memohon maaf pada
semuanya terlebih dahulu. Dan tidak mengandung unsur apapu.. Terimakasih.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar