Malam yang cukup lelah. Rasanya pantas jika harus
dibayar dengan beristirahat panjang malam ini. Sepertinya malam ini saya tak
lagi akan sampai di rumah untuk istrahat. Setelah ku lihat jam dinding
menunjukan arah pukul 12 lewat. Ternyata benar sebelum keluar dari warnet aku
udah mendengar guyonan lelaki jablai di luar sana. Belum lepas nafas lelah
terhembus saat keluar dari balik pintu warnet saya telah di kejutkan oleh dera
tawa dan canda teman-teman saya yang dari tadi telah cukup lama bercerita
menemani malam hingga saat ini. Walhasil malam ini mau tak mau harus singgah
ikut berpartisipasi menemani malam dengan berbagai cerita dengan mereka.
Ditemani the manis panas dan beberapa batang rokok, aku pun ikut duduk dan
bergabung dengan mereka berempat yang dari tadi sudah mencandai saya dari jauh.
Beruntungnya di sana tak terlihat minuman khas orang medan terlebih racun-racun
berat yang merugikan badan yang sedari dulu saya hindari.
Dua gelas teh manis pun dihadirkan
dengan separoh bungkus rokok untuk menghangatkan badan kami pagi itu. Lima
belas menit pembicaraan serta canda gurau berlangsung saya masih mencoba
membaur diri dalam cerita mereka dan menddengarkanya dengan seksama. Namun
semakin malam pembahasnya semakin menarik dan unik untuk di ikuti. Mulai dari
membahas yang namanya masa lalu salah sahabat kami kemudian perkembangan jaman
teknologi informasi, termasuk orang-orang jenius yang berhasil membobol sistim
pertahanan yang dikenal Hacker. Merambat pada konflik negara-negara maju yang
sedang mengembangkan nuklir hingga akhirnya tertuju pada sejarah bangsa
sendiri. Perdebatan pun selalu terjadi antara satu dan yang lain dan yang
uniknya ketika terdapat argumen yang tidak disetujui oleh yang lain selalu ada
saja argumen yang lebih tepat yang bisa saya terima oleh akal pikiran saya,
tentunya juga oleh mereka. Meskipun perdebatan yang alot harus diakhiri saat
membahas sebuah kesimpulan bahwa telur lebih dahulu dari pada ayam karena bila
ke toko gak mungkin membeli ”ayam telur” pastilah membeli ”telur ayam” ungkap
salah satu teman saya (jangan bahas lagi karna ini cukup gila).
Namun kali ini saya tidak
tertuju pada cerita malam itu. Saya hanya berfikir bahwa suasana yang tercipta
tadi karena adanya rajutan pergaulan yang di sulam dengan benag persahabatan. Jika
mereka bukanlah sahabat saya mungkin saya tidak ada disana, yang tadinya selalu
diam dan mendengarkan dengan seksama menjadi lebih antusias karena topik-topik
yang mencengangkan. Luar biasa memiliki pergaulan yang mungkin sederhana namun
mebahas sesuatu yang luar biasa, yang tadinya saya tidak tau menjaadi lebih
tau, yang tadinya saya tau sedikit menjadi tau lebih banyak. Tidak ada
penyesalan atas persinggahan saya malam itu meski harus pulang larut malam. Terasa
tidak sia-sia seperti apa yang dilakukan anak muda jaman sekarang, nongkrong
yang belum tentu menguntungkan namun brutal yang berakibat merugikan, atau yang
berjam-jam menghabiskan waktu gak jelas di tempat nongkrong yang bermodal hanya
segelas soft drink dan snack ringan yang hanya menang
tempat tongkrongan.
Terlepas dari itu semua
saya bukan ingin membandingkan dengan siapa kita bergaul dan dimana kita
bergaul ataupu mengatakan sebaik apa pergaulan anda. Tetapi adakah dalam
bergaul kita berfikir bagaimanakah agar pergaulan itu mampu mendorong kita
untuk lebih maju. Buang jauh-jauh anggapan bahwa sahabat dan teman adalah beda
karna adanya salah paham yang tidak bisa kita terima oleh sahabat kita kemudian
memunculkan anggapan bahwa teman hanya hadir ketika senang, dan bertanya dimana
mereka ketika kita susah??. Berusahalah untuk melakukan perubahan dalam bergaul, berusaha
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam bergaul, baik untuk diri sendiri maupun untuk
sahabat. Dengan demikian takakan ada lagi namanya sahabat di kala senang maupun susah jika saling membutuhkan dan memberi yang terbaik satu dan yang lain.
Bila setiap diri kita
menyadari bahwa pergaulan mampu mengahasilkan sesuatu terlebih pada masa muda
kini. Sebab masa muda adalah masa di mana produktifitas untuk berfikir dan
berkerja keras lebih membuka peluang untuk selangkah lebih maju seiring kemauan
dan jiwa muda yang berapi-api denag picu oleh faktor usia. Karena tak jarang
kita mendengar selogan yang mengatakan ”yang muda yang Berkarya” bukan berarti
yang tua tidak berkarya namun jelaslah yang muda yang harusnya memeberikan
perubahan dengan karyannya mengingat keadaan negara yang sekarang yang menuntut
akan perubahan agar lebih maju, dan itu nyata bahwa yang muda memang lebih
berkarya hanya saja belum mendapat tempat. Dan saya pun setuju bagi
mereka-mereka yang mengatakan pergaulan adalah lahan awal untuk maju semakin
banyak bergaul semakin banyak peluang untuk sukses. Karena selain bergaul
menambah rezki pergaulan juga memberikan kita wawasan yang kita gak pernah
menyangka darimana datangnya. Jika sudah begini mulailah berkarya
sebanyak-banyaknya untuk menuju impian. Maka demikian yang tua gak lagi bisa memandang
sebelah mata.
Makasih buat Fahdu, Dedi
dan Bang Ricki. dan pesan saya jangan terlalu sering begadang kalo lagi gak
galau. soalnya sayang imajenasinya dan ide-idengya terbuang di malam hari yang di tuang tanpa wadah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar