Satu sore yang sangat penat menuntun saya untuk membaca
satu majalah lama, yang menurut saya cukup menyeramkan membacanya karen harus
membalik berita-berita lama. Asik membolak-balik tiap halaman yang penuh dengan
kumpulan artikel-artikel kuno, akhirnya mata saya tertuju pada sebuah artikel
tentang alam. Dalam artikel tersebut seorang profesor mengatakan bahwan setiap
tujuan dan keinginan manusia, alam juga memegang peran terbesar menujukan kita
pada sebuah keinginan yang ingin kita tuju.
Belum
selesai dengan pemahaman metode si profesor tersebut kembali saya tertarik
dengan sebuah artikel tentang tek-ateki kehidupan dan alam. Artikel ini menyuguhkan
teka-teki untuk kita berfikir dan mencari sebuah phon dengan akarnya di atas.
Sejurus kemudian fikiran saya otomatis membayangkan pohon yang dimaksud. Dalam
bayangan saya jika pohon yang dimaksud akarnya di atas pastilah daunya di
bawah. teka-teki ini semakin membawa saya asik untuk terus mengikutinya. Karena
saya bukan termasuk orang yang berpenasaran besar saya pun tak ingin ambil
pusing, memilih kembali untuk membaca artikel tersebut. Namun setelah panjang
membaca, dalam artikel ini bukanlah bertujuan untuk mencari pohon yang dimaksud demikian karena anda tidak akan pernah menemukan pohon yang dimaksud (hal ini yang
membuat saya terperangah dan masih terbodoh tanpa meyadari bahwa yang saya baca
barusan adalah sebuah teka-teki istilah dalam perumpamaan hidup. Karena tidak
akan ada pohon akarnya di atas). Tetapi lebih menuntun kita untuk menyadari sebuah
kehidupan untuk apa kita hidup? dan siapa yang memberikan kita kehidupan??.
Jika pohon yang dimaksud tidak ada?? Batinku, lantas apa tujuan artikel
tersebut?, jelas untuk meyadari arti sebuah kehidupan. Sebagai manusia kita
telah lupa pada sesuatu yang memberikan kita kehidupan dan lupa pada tujuan
hidup kita. Sebagai manusia kita selalu mengeluh ketika dihadapkan dengan
situasi yang sulit akan tetapi pernahkah kita bersyukur dengan nikmat yang
diberikan oleh sang penguasa. Manusia tidak lahir di dunia ini dengan
sendirinya tentu saja manusia dilahirkan dari rahim seorang wanita yang kita
sebut Ibu. Dibesarkan dari kasi sayang seseorang yang kita sebut orang tua, dan
dikenalkan dengan cinta dari beberapa orang disekitar lingkungan yang sering
kita sebut keluarga. Kemudian jadilah seorang manusia yang siap berjalan di
dunia untuk menemukan tujuan hidupnya dan keinginan yang nantinya banyak menemukan puzzel-puzzel
pelajaran untuk menunjukan sesuatu yang kita tuju tentunya.
Tetapi di antara kita banyak yang melupakan sesuatu
yang penting dalam hidup kita untuk menuju pada satu tujuan yaitu orang tua
atau keluarga yang membesarkan. Terlebih pada orang tua yang melahirkan kita
kedunia. Itulah yang di sebut akar dalam kehidupan, dia yang membesarkan kita
dengan mineral-mineral yang ia miliki. Agar anaknya mampu tumbuh dan menjadi
daun yang mandiri dan mampu meraih keinginanya sendiri. Kenapa tidak, jelas
restu orang tua menjadi satu daya tarik terhebat untuk menentukan jalan hidup
kita sebagai seorang anak. Dengan do’anya pada pemilik kehidupan ia memberikan
permohonanya agar anaknya kelak menjadi seseorang yang berguna. Sama seperti
daun melalui akar daun akan tumbuh dan mampu berfotosintesis dan memberikan
kehidupan pada mahluk lain. Sementara tanah adalah tempat akar menyerap
mineral-mineral yang mampu menunjang kehidupan pohon tersebut. Adakah kita
menyadari tersebut selama ini Tuhan menciptakan bumi itulah sebagai tanah,
orang tua adalah akar dan generasi muda adalah daunya. Semua saling berkaitan
bukan. Dan nyatanya memang benar alam mampu mebawa kita pada sesuatu yang kita
tuju.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar