Heii udah lama gak cerita di sini, Apa kabar??
Happy Valentin buat yang merayakan. Bingung mau mulai cerita dari mana? mau ngaduh kemana? mau di lepas kemana penat hati ini. Gak mungkin lari ke laut trus ngaduh sama neptunus secara dia teman curhatnya Maudy Ayunda (hhhee laki-laki apa saya). Bisa ancur ntar di kira rebut gebetan orang. Banyak yang mau kuceritakan mulai awal februari kelam, dari cerita pilu sampai cerita yang ceria tak terbayangkan.
Namun belakangan saya menggalau ria di akun fb, twitter mencoba meluapkan kekecewaan. Tapi saya mengira itu sama saja menjatuhkan harga diri saya sebagai seorang laki-laki. Disatu sisi hati saya berkata untuk menyimpan rasa angkuh saya untuk berpura-pura memendam kekecewaan saya. Hingga hal ini membuat saya sulit untuk memejamkan mata. Sujud syukur kepada sang maha esa di tengah malam pun saya lakukan meskipun kedengaranya tidak etis, kesanya saya mengaduh hanya di saat saya susah. Tapi inilah jalan satu-satunya untuk saya menenangkan keadaan perasaan saya, karena dia pula yang menciptakan bongkahan perasaan ini dan saya fikir tidak salah jika saya mengaduh padanya untuk memohon di berikan ketentram bagi hati saya agar bisa beristrahat di malam hari.
Malam-malam terus berlanjut dan usaha saya mujarap, saya terus memanjatkan doa agar ia terus memberikan ke tentraman di hati saya setiap kali memejamkan mata. Layaknya seseorang yang kecanduan kapan saya ingin menyampaikan cerita saya selalu menceritakan padanya, tapi saya sadar bahwa candu saya ini adalah salah satu wujud manusiawi saya yang tidak lekang akan pertolongan sang penciptanya. saya pun mencoba memulai kebiasaan saya memulai dari hal kecil membaca, menulis, bercerita, nongkrong tetapi saya tetap merasa dalam diri saya kehilangan sesuatu. Berkali-kali pula saya memalingkan wajah untuk menghela nafas dan bertanya dalam hati "Tuhan ada apa dengan saya?? kenapa saya bukan seperti saya yang biasanya?" dan mungkin tuhan hanya tersenyum kecil melihat saya.
Putus asa pun mulai menghampiri, tubuh mulai tidak bergairah, dalam fikiran saya ternyata seperti ini akhir dari semua cerita manis, . Hati saya kemudian menyalahkan sang maha Esa, harusnya jika jalan kami seperti ini, dia tidak perlu mempertemukan saya dengan seseorang. Seseorang yang saya sayangi dengan segenap ketulusan dan saya mencintai segala kekuranganya. Jika seperti ini seharusnya dia tidak membiarkan perasaan cinta saya tumbuh besar. Jika seperti ini apakah saya harus menuntut kenapa saya di ciptakan menjadi seseorang yang penuh perasaan, bahkan untuk mengucapkan saya membenci seseorang saya berfikir dahulu untuk mengucapkanya. Saya benar-benar membenci diri saya sendiri saat ini dan benci terhadap orang yang telah saya pertahankan dan ternayata tidak mempertahankan saya, ntah sampai kapan saya akan trus larut dalam perasaan saya. Lalu apa arti cinta?? apa hanya sebuah lelucon yang diawali crita manis kemudian harus di lupakan karna tidak lucu??. Jika semudah itu melupakanya kenapa itu di sebut cinta??. Lalu jika orang yang pernah saya sebut kekasih itu tidak pernah mencintai saya kenapa tuhan membiarkan saya mencintainya. Haruskah saya hidup tanpa menggunakan perasaan saya?. Kenapa dia memberikan kami kesempatan untuk saya mempercayainya?? Lalu dimana Tuhan ketika pertanyaan saya muncul?? Diaman dia saat keraguaan saya bertanya masalah perasaan yang dia ciptakan ini. Dan semua terjadi tanpa alasan. Semua udah terlanjur terhenti, yang saya kerjakan, yang saya perjuangkan dan termasuk impian saya. Namun itu semua bukan menjadi alasan buat saya untuk menghentikan rencana hidup. Hanya bisa tidur diruang sempit dengan pintu terkunci dan lantunan lagu barat yang meloww terdengar dari luar dengan tulisan di pintu "orang yang anda tuju tidak mau di ganggu".
Goodnight god..
Sorry i want to be alone tonight.
Leave me alone.. Pliss..
(Maaf tulisanya buruk malam ini, lain kali akan diisi dengan tulisan yang berguna)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar