Pages

Senin, 20 Mei 2013

The Princess and The Frog


Temen2 pembaca pernah denger dongeng "The Frog Prince"? Tentang seorang pangeran yg dikutuk jadi seekor kodok dan hanya akan bisa kembali menjadi pangeran di saat ia menemukan seseorang yg benar2 mencintainya? Kesannya indah banget ya, tapi pada kenyataannya, jaman sekarang siapa sih yg rela jatuh cinta sama seekor kodok?

Tema tersebut pernah diangkat dalam sebuah film buatan Disney "The Princess and The Frog". Ceritanya dibuat berdasarkan dongeng "The Frog Prince", hanya saja di film ini, pada akhirnya bukan si kodok yg kembali menjadi pangeran, tapi si cewenya yg ikutan jadi kodok. Nah lho! Tapi apakah hal itu masalah untuk si cewenya? Ngga, karena ia sungguh2 mencintai si kodok, dan kini meskipun mereka berdua menjadi kodok, yg penting mereka tetap bisa bersatu dalam cinta.
Tapi gua yakin, kalo kejadiannya seperti itu, jaman sekarang pasti banyak orang yg ga terima…

Jaman sekarang terlalu banyak orang yg mencintai dengan syarat…
Gua ga suka sama si A karena dia gendut.
Kita deket, dia baek, tapi gua gantungin si B karena ternyata keluarganya miskin.

Dan lain sebagainya…

Banyak orang yg lupa bahwa…sang kodok baru bisa jadi pangeran apabila ia menemukan orang yg sungguh2 mencintainya. Jadi kalo lu pengen dia jadi pangeran dulu, baru mau mencintai dia, well, hal itu ga akan terjadi.
If you can't handle me at my worst, then you sure as hell don't deserve me at my best. - Marilyn Monroe.


Udah terlalu sering gua denger kisah tentang seorang cewe yg menjebloskan "sahabat cowo terbaiknya" ke dalam "Friendzone" hanya karena si cewe takut kehilangan satu2nya tempat pelarian di kala hubungan cintanya tidak berjalan mulus. Kesannya konyol banget, I know, but it happens, A LOT. Si cewe tidak menyadari bahwa dengan menolak ngambil resiko, ia justru mengambil resiko yg lebih besar yaitu kehilangan si "sahabat baik" itu untuk selama2nya di saat sang sahabat menemukan cewe yg mencintai dia dan rela mengambil resiko untuk pacaran ma dia. (Bukan bermaksud memojokkan kaum hawa lho ya, ini cuma contoh kasus aja.)

Hidup itu segalanya ditentukan oleh pilihan, kawan. Dan kadang pilihan yg paling aman bukanlah pilihan yg terbaik untuk jangka panjang. Di usia serempat abad ini, dari semua pengalaman yg pernah gua alami, gua bisa berkata bahwa di dalam hidup kelak kita akan lebih sering mendapati diri kita menyesali resiko yg tidak pernah kita ambil ketimbang kegagalan yg kita alami di saat kita memilih untuk mengambil pilihan resiko.

Kenapa seseorang itu jomblo? Ga usah jauh2 cari pembenaran atau alasan, karena pada intinya semua kembali kepada satu hal ini : KURANG BERUSAHA. Kalo jomblo, ya jangan terus2an nongkrong di depan komputer dan ngegalau di dunia maya. Pergi sana ke luar rumah, cari kenalan sebanyak2nya. Manusia dilahirkan berbeda dengan tumbuhan, kita diberikan akal dan kemampuan untuk mengubah nasib kita. Masalahnya, kitanya mau berusaha berubah atau ngga?


Kalo ngerasa orang2 di sekeliling lu ga ada yg potensial buat jadi pacar, itu tandanya lu harus memperluas pergaulan. Kalo lu ngerasa diri lu kurang menarik makanya ga ada yg mau, ya berusahalah lebih keras. Belajar yg rajin, punya target atau impian, tingkatkan rasa percaya diri, olahraga, dll. Kalo lu udah sering pacaran tapi ngerasa ga pernah cocok sama pasangan, itu tandanya standar lu terlalu tinggi. Coba belajar ngalah dan toleransi sedikit, jangan terus menerus berharap untuk mengubah sang pasangan. Dan lain sebagainya... 



Hidup cuma sekali dan tentunya setiap orang ingin menemukan pasangan yg "sempurna", pemikiran itu tidak salah. Tapi jangan lupa, mencari pasangan sempurna tuh bukan seperti bikin kopi bubuk instant. Cinta itu butuh proses dan kesempurnaan dan keserasian baru dapat tumbuh setelah melalui proses bersama2.

Bisa aja sekarang lu nemuin cowo yg super tajir, punya BMW, badan bagus akibat sering fitness, dll…tapi ntar setelah married ternyata lu baru tau kalo dia ternyata ga pinter cari duit akibat dari muda dimanja duit ortunya. Niatnya pengen cari pangeran, ternyata dapetnya malah pangeran cecunguk. Sial banget itu judulnya, udah jatuh ketimpa BMW, BMW nya punya orang laen tapinya. Pedih.

Sama halnya dengan para cowo. Jangan bangga dulu di saat kalian punya pacar cantik dan seksi laksana model majalah. Suatu hari nanti, yg namanya kecantikan itu akan pudar, dan pada saat itu, satu2nya yg tersisa dari cewe "sempurna" lu adalah karakternya. Pastiin kalo lu ma dia punya visi dan misi yg sama tentang hidup, jangan sampe udah married nanti baru ngerasa ga cocok terus ribut pengen cerai.

Cintailah seseorang apa adanya, bahkan walaupun dia hanyalah seekor kodok yg tidak punya apa2, karena yg namanya kebahagiaan itu tidak ditentukan oleh menemukan seseorang yg "sempurna" tapi bagaimana kita bertumbuh bersama dia di dalam cinta dan komitmen dalam jangka waktu yg tidak sebentar. Cinta lu yg akan membuat dia menjadi seorang pangeran. Dan kalopun andaikata dia gagal jadi pangeran, dan tetep jadi seekor kodok, bahkan lu ikutan jadi kodok bareng dia, mestinya ga masalah kan? Rela berjuang dan melakukan segalanya demi kebahagiaan lu, bukankah itu definisi seorang pangeran? Meskipun ia berwujud kodok? =)

We come to love not by finding a perfect person, but by learning to see an imperfect person perfectly

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

 

Blogger news

Sedikit banyak bercerita bukan berarti membuka diri dan lebih banyak diam bukan juga berarti ank muda yang sedang mencari perhatian. namun lebih memahami arti dari hidup, mengerti apa mau diri ini, dan bercerita dalam batin tentang apa sebenarnya perjalanan hidup..

Blogroll

About

http://youtu.be/PaYHnvaSu4I